Langsung ke konten utama

TRI BUDISYUKUR || Momentum Ramadhan

BERKAH bulan suci Ramadan memang tak hanya urusan peribadahan dan perhambaan. Jika ditelaah lebih mendalam, dimensi Ramadan cukup luas. Tidak berhenti dalam urusan jasmaniah (baca: perut), tapi urusan rohaniah (baca: perdamaian) juga dapat diraih. Artinya, standar rendah dikatakan puasanya berhasil, yakni ketika kesehatan jasmani dan rohani pasca-Ramadan dapat dirasakan. Lebih-lebih mengalami peningkatan.

Hal terpenting yang patut dioptimalkan saat Ramadan adalah perdamaian. Sebab, dampak riil yang dapat dilihat kasatmata dalam melakukan prosesi ibadah mengekang diri dari makan, minum, dan nafsu dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari (QS Albaqarah: 187) selama sebulan adalah kesehatan jasmani. Sedangkan dampak puasa secara rohani menjadi urusan privasi, hanya hamba dan Tuhan yang tahu.

Jadi, rugi besar jika bulan penuh rahmat ini disia-siakan berlalu begitu saja. Padahal, Ramadan merupakan momentum terbaik untuk meraih predikat takwa. Perlu diingat, pertama, Ramadan adalah bulan ibadah karena menurut Nabi Muhamad saw dalam hadis riwayat Muslim, setiap satu amal dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali lipat. Kedua, Ramadan adalah bulan petunjuk karena di bulan itulah Alquran diturunkan sebagai petunjuk makhluk semesta alam. (QS Albaqarah: 185)

Ketiga, Ramadan adalah bulan pengampunan sebagaimana yang terkandung dalam hadis riwayat Muslim. Keempat, Ramadan adalah bulan keselamatan karena di bulan suci tersebut pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup, serta setan-setan dibelenggu. (HR Bukhori-Muslim) Selanjutnya, dengan keutamaan penuh bulan puasa, Ramadan juga disebut sebagai bulan perjuangan, kemenangan, dan lainnya.

Jadi benar apa yag telah difirmankan oleh Allah bahwa kegembiraan hamba-Nya yakni di waktu berbuka puasa dan ketika bertemu dengan Tuhan. Sungguh melimpah karunia yang disuguhkan pada Ramadan. Ya, dengan puasa, sama halnya telah menyempurnakan agama karena puasa merupakan salah satu rukum Islam (HR Bukhori-Muslim). Hal lain yang mejadi hikmah berpuasa, yakni melatih kualitas keimanan. Artinya, puasa akan mengingatkan bagaimana rasanya menahan lapar sebagaimana fakir miskin rasakan.

Perbaikan Kualitas
Sekali lagi penulis sampaikan bahwa dimensi keutamaan bulan suci Ramadan memang beragam. Hikmah puasa tak hanya berhenti untuk orang yang menjalankan ibadah mulia tersebut. Lebih dari itu, lingkungan, bangsa, negara, terlebih agama akan merasakan dampak ibadah puasa. Dalam koteks ini, menahan hawa nafsulah yang palig berdampak langsuna tehadap kehidupan bermasyaakat. Bagaimana menahan hawa nafsu, menahan amarah, dan menahan perbuatan keji dan mungkar lainnya.

Jadi sudah benar, upaya penertiban oleh Pemkot Semarang dengan mengatur durasi tempat hiburan yang hanya diperkenankan buka mulai pukul 21.00 hingga pukul 01.00. (Koran Wawasan, 16/6) Tentu upaya tersebut perlu diapresiasi dan didukung penuh oleh seluruh lapisan masyarakat. Apa jadinya jika bulan bertabur berkah justu disalahgunakan sebagai bulan bertabur masalah. Penertiban memang sangat diperlukan, tetapi harus dengan upaya santun sesuai kearifan lokal bangsa Indonesia.

Artinya, jangan anarki kemudian sweeping turun ke jalan. Islam adalah agama santun, tidak ada paksaan di dalamnya. Jadi, jika ditemui umat muslim yang arogan, tidak toleran, dan anarki, sama halnya ia merusak agamanya. Sebab, menegakkan syiar Islam di zaman modern ini, tidak relevan jika menggunakan otot, tapi otaklah yang harus dioptimalkan sebagai alat berdakwah. Muslim yang santun akan mendapat apresiasi oleh nonmuslim dengan santun pula. Bahkan, untuk bulan-bulan Ramadan ke depan, tidak perlu sweeping nonmuslim akan menghormati dengan sendirinya.

Imam Ghozali dalam kitab Ihya’ ‘Ulumudin mengategorikan kualitas puasa menjadi tiga bagian. Pertama, puasa awam, yakni puasanya orang yang menahan makan, minum, nafsu lawan jenis di siang hari. Kedua, puasa Kawash, yakni puasanya orang yang menahan badan, mata, tangan, langkah kaki, dan telinga dari perkara yang haram. Terakhir, puasa Khawasul Khawas, yakni puasanya orang yang mengikatkan hatinya kepada Allah tanpa memperhitungkan selain-Nya, membenci perilaku maksiat, dan hanya menyibukkan hati dengan ketaatan kepada-Nya.

Tugas Para Dai
Eksistensi dai menjadi sangat penting karena kondisi umat sedang gawat. Bukan popularitas yang menjadi prioritas, melainkan bagaimana kualitas ucap maupun sikap dapat ditransformasikan terhadap umat menuju ke jalan Allah. Hidup saling menasihati adalah sebuah keniscayaan. Sebagai khalifah fil ardh, bukan berarti berproses di bumi dengan sistem hukum rimba. (QS Al-Baqarah: 30) Selain menjunjung tinggi hablum minallah, hablum minnash juga jangan dikesampingkan.

Langkah itulah yang justru akan membawa kemaslahatan secara utuh. Berdakwah menyeru agama Islam sah-sah saja asal dengan cara yang arif-bijaksana. (QS An-Nahl: 125)

Dengan cara demkian, justu respons nonmuslim sangat baik. Bahkan berpeluang besar ikut bergabung. Terpenting tidak menggunakan unsur rasisme atau bahkan kriminalitas, sangat disayangkan jika itu tejadi. Akhirnya, mendesak dai untuk meluruskan paradigma umat Islam terkait cara beragama dan cara berdakwah dalam keberagaman.

Harapan besarnya dai dapat memberi sumbangsih berharga terkait khazanah keagamaan. Sebab, tidak sedikit masyarakat Indonesia yang masih berada di fase puber religi. Artinya, agamanya masih labil sehingga rentan diintervensi. Dalam kasus ini, dai harus menjadi aktor utama untuk mewujudkan perdamaian menyeluruh berasaskan Islam. Bahkan Islam sendiri berarti selamat, logikanya siapa yang menganut agama Islam pasti selamat dunia dan akhirat.

Selamat menjalankan ibadah puasa, nikmatilah kebahagiaan yang dijanjikan oleh Allah ketika berbuka, dan maksimalkan bulan penuh keberkahan ini sebagai momentum perdamaian.
Wallahualam. n

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Sejarah PERMAHI

SEJARAH PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA Fase Awal (IMHJ) Tahun 1971 Berdiri IMHJ (Ikatan Mahasiswa Hukum Jakarta), cikal bakal (embrio) lahirnya PERMAHI. Para Pendiri : Timbul Thomas Lubis Frits Lumoindong Andi Bowo S. Wairo Muryani Thomas Belang, dkk. Tahun 1974, pecahlah peristiwa Malari (Malapetaka Lima Belas Januari), “memaksa” Para Pengurus IMHJ “berangkat” ke Manado pada 21 Januari 1974, karena kondisi organisasi pada saat Malari tersebut tidak kondusif. Sehingga IMHJ seolah-olah jalan di tempat, namun tidak ada pernyataan bubar. Setelah kondusi mulai kondusif, Kembali dibangkitkan oleh : Frits Lumoindong Yan Juanda Saputra B. Budiman Sagala Badaruddin Alwi Jurnal Siahaan Happy Fase PMHJ Beberapa kader IMHJ Mengadakan pertemuan-pertemuan yang menghasilkan kesepakatan untuk mengikrarkan berdirinya PMHJ (Perhimpunan Mahasiswa Hukum Jakarta), pada 5 Oktober 1980. Dengan kesepakatan itu, terpilih pengurus sementara : Frits Lumoindong ...

BIOGRAFI M andrean saefudin

Namanya M. andrean saefudin Ia anak ke-1 Muhtadin (Petani kopi tradisional,  asal lampung barat) dan Yayah R. sejak SMP ia akrab dengan dunia organisasi dan akademisi. Dimasa SMP-nya terpilih sebagai peserta JAMBORE NASIONAL Pramuka, mewakili kontingen Lampung barat di jatinagor Sumedang Jawa barat tahun 2006, Sekolah Menengah Kejuruan-nya di SMKN 1 Sumber jaya, Lampung barat (2007-2010). Ia merupakan salasatu lulusan dengan nilai ujian nasional terbaik se- Kabupaten Lampung Barat tahun 2010 dan mendapat penghargaan langsung  dari Bupati Lampung Barat Drs. H. Muklis Basri,. MM  kemudian tahun 2013 ia Baru Melanjutkan kuliahnya di Fakultas Hukum Universitas Pamulang. Dan ia Menjabat Sebagai Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Fakultas Hukum periode 2015-2016 . Selain itu ia Menjabat Sebagai Ketua Biro Organisasi dan Pembina di Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (PERMAHI) DPC. Tangerang periode 2014-2016 dan juga Sebagai Ketua Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Kep...

STRUKTUR PENGURUS Kesatuan Angkatan Muda Sriwijaya (KAMSRI) Cabang Tangerang Selatan

STRUKTUR PENGURUS  Kesatuan Angkatan Muda Sriwijaya (KAMSRI) Cabang Tangerang Selatan Periode 2016 - 2018 Ketua Umum : Riyan Hidayat Sekertaris Jenderal  : M. Andrean Saefudin Wakil Sekertaris Jenderal I     : Glamora Lionda (Lampung) Wakil Sekertaris Jenderal II   : Aprido (Jambi) Wakil Sekertaris Jenderal III  : Deyan C. Wijaya (Bengkulu) Wakil Sekertaris Jenderal IV  : Jupri Nugroho (Sumatra Selatan) Wakil Sekertaris Jenderal V   : Kiki Handayani (Sumsel) Wakil Sekertaris Jenderal VI  : Zekha Nanda (Lampung) Bendahara Umum                : Bella ( Sumsel ) Wakil Bendahara Umum I       : Maryati (Lampung) Wakil Bendahara Umum II     : Uphi Samsurin (Bengkulu) Wakil Bendahara Umum III    : Rara tyasandova (Lampung) 1. Kepala Bidang Kaderisasi             ...