Judul di atas tentunya sangat provokatif. Sebab di dalam kepala orang-orang yang katanya beragama, Tuhan tidak mungkin bersahabat dengan Marx dan konco-konconya. Wong mereka tidak percaya Tuhan eksis, yang eksis hanyalah “yang mengada”. Marx dan Marxisme nya lebih percaya pada “eksistensi kapitalisme” ketimbang “eksistensi Tuhan”. Sementara Agama, lembaga tempat Tuhan eksis itu tak ubahnya adalah aparatus ideologi yang melanggengkan sistem eksploitatif kapitalisme (ingat nasihat Althusser). Katanya, ini katanya lho! “Wah, kalau begitu Marx dan konco-konconya ini adalah calon penghuni neraka! Mari kita kirim mereka bertemu pencipta!” Begitu kata mereka yang kesal. Saya mengambil resiko dicap kafir karena menuliskan ini. Tapi tak mengapa. Bukankah penilaian akhir itu datanganya dari Empunya kehidupan ini? Saya hanya mau membagi apa yang saya baca dari pengalaman rakyat Amerika Selatan yang bergumul dengan pemerintahan tangan besi di negara ...
-Muda Beda Mendunia-