jadilah intelektual yang punya rasa pengabdian dengan moral dan ketulusan , menyampaikan pesan kemanusiaan.
Pesan kepada Pemuda Indonesia.
"Idealisme adalah kemewahan terakhir yang dimiliki oleh pemuda." -Tan Malaka-
Satu kalimat yang sangat pas untuk menggambarkan keadaan saat ini. Dimana sudah sangat jarang kita temui pemuda yang masih teguh dengan idealismenya. Tan Malaka, Bung Karno, Bung Hatta, sultan syahril dan pendiri bangsa lainnya. hanya sampai pada merekalah suatu idealisme nasionalis dengan teguh dipegangnya. Terakhir Soe Hok Gie.
Pemuda negri ini, Hanya segelintir yang masih berpegang teguh pada prinsip dan idealisme mereka masing-masing. Pergerakan mahasiswa tahun '98 adalah suatu gabungan idealisme dalam 17 tahun terkahir. Dengan tumpah darah, dengan nyawa dan hidup mereka pertaruhkan untuk idealisme, untuk prinsip yang teguh demi Tanah Air Tumpah Darah. Benar seperti apa yang dikatakan Soe, "Masih banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa."
Pemuda saat ini lebih suka menonjolkan pergaulan yang tanpa adanya idealisme yang seharusnya membuat para Pemuda sadar bahwa waktu untuk mengabdi kepada Ibu Pertiwi sudah tiba. Negeri ini membutuhkan pemuda yang kuat yang sudah digambarkan oleh Bung Karno dalam suatu pidatonya, "Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Berikan aku 1 Pemuda dan akan kuguncangkan dunia!!". Dalam kutipan tersebut sudah sangat jelas bahwa Bung Karno tahu bahwa kekuatan pemuda Indonesia tiada batasnya.
Ayo Pemuda Indonesia bangkitlah. Jumlah Kita Satu... hanya satu.. Mari bangun Indonesia yang kuat dan bermartabat. Kita tunjukan pada mereka bahwa Pemuda Indonesia masih satu nafas. Teruskan dicita - citakan leluhur pendiri bangsa kita. Perjuangan mereka belum selesai, kita yang akan meneruskan cita - cita mereka. Terimalah tongkat estafet perjuangan terdahulu.
Salam anak muda angkatan dua satu | #M.andrean_saefudin
SEJARAH PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA Fase Awal (IMHJ) Tahun 1971 Berdiri IMHJ (Ikatan Mahasiswa Hukum Jakarta), cikal bakal (embrio) lahirnya PERMAHI. Para Pendiri : Timbul Thomas Lubis Frits Lumoindong Andi Bowo S. Wairo Muryani Thomas Belang, dkk. Tahun 1974, pecahlah peristiwa Malari (Malapetaka Lima Belas Januari), “memaksa” Para Pengurus IMHJ “berangkat” ke Manado pada 21 Januari 1974, karena kondisi organisasi pada saat Malari tersebut tidak kondusif. Sehingga IMHJ seolah-olah jalan di tempat, namun tidak ada pernyataan bubar. Setelah kondusi mulai kondusif, Kembali dibangkitkan oleh : Frits Lumoindong Yan Juanda Saputra B. Budiman Sagala Badaruddin Alwi Jurnal Siahaan Happy Fase PMHJ Beberapa kader IMHJ Mengadakan pertemuan-pertemuan yang menghasilkan kesepakatan untuk mengikrarkan berdirinya PMHJ (Perhimpunan Mahasiswa Hukum Jakarta), pada 5 Oktober 1980. Dengan kesepakatan itu, terpilih pengurus sementara : Frits Lumoindong ...
Komentar
Posting Komentar